Melekat erat dalam dada
Di tiap tapak langkah
Bergerak antara puing yang dibangunnya sendiri
Bersama kerelaan dan keyakinan akan suatu misteri
Panjang jalan yang tertempuh
Tak terdengar rintihan sekecil debu
Dan nyanyian sang penyamar berlalu
Dan musim panas kembali berulang
Satuka dua tiga sungai dalam genggaman penyair
Pantul dan biaskan nyanyian jiwa
Sambut musim panas kembali berulang
By Layudhanko
Borobudur, 28-08-2011
0 komentar:
Posting Komentar