Semua akan bermuara di sisi cakrawala Barat
Seiring esoknya pagi nan bening begitu cerah
Dengan embun dan nyanyian merdu sejuta burung
Dan aku pernah juga, bahwa itu tak mungkin
Bahkan tumpukan bukit akan kian menggunung
Ombak lautan makin keras mendera menghantam karang hati yang sebenarnya rapuh
Dan angin rasaku akan tetap berputar pada lingkaran yang telah terbentuk
Dan gunung akan tetap merenungi keindahan yang terukir bersama
Dan merah darahku......
Akan selalu bergolak dalam tiap bayang-bayang malammu
Dan rinduku, Nimas.......
Ada bersama nyanyian-nyanyian sendu di tiap waktu
Berkumandang bersama panggilan dari surau-surau seluruh negeri
Berhembus bagai angin yang tak pernah berhenti
Ada dan selalu ada sampai tak berujung
Aku diam bukannya aku telah terbujur kaku
Aku tak berkata juga bukan karena telah terkunci
Bukan pula jemari-jemari ini tak dapat bicara lagi
Karena semua ruang dan waktu telah pula begitu lapang terbuka
Bukankah hutan-hutan ini dan itu telah sama-sama terbuka?
Nimas ...........Murni Emasku
Nimas ...........Bertani Masa-masaku
Nimas ...........Nirwana Lemasku
Nurani hati berkata dalam senandung rindu
Eja ditiap tidur malam bersama dinginnya waktu
Nyanyikan syair-syair sang pujangga
Ilusi tercipta fatamorgana terasa nyata
Merangkai apa besuk bagaimana
Angan dan angan terbang lepas mengangkasa
Sukmaku sukmamu berkelana terbang melayang
Fantasi penuh ketidakmungkinan
Ukiran terindah di dinding kalbu kala ini
Rentan dengan badai yang datang tak terduga
Oleh rasa tak menentu karena gejolak yang ada
Hati yang selalu merindu
Rinduku padamu, Nimas.........
Tak akan pernah berujung mungkin seperti serban sang Ajisaka
Akan selalu berganti dan berganti tak terbatas waktu
Juga selalau berhembus seperti angin yang selalu ada dan ada lagi
Ada hilang datang menghampiri
Murni dan Emasku.........
Andai saja Matahari dan bunga tak pernah ada
Tak pernah ada pula kilau-kilau dan semerbak wewangian bunga
Semua rindu dan kerinduan juga tak ada
Karena setiap ruang dan waktu pasti terisi penuh
Dengan aroma kopimu yang dimabukkan dengan kepulan asap rokok
Nimas .........
Rinduku tak pernah berujung menembus semua batas
Karya : Layudhanko
18 Nopember 2012
0 komentar:
Posting Komentar